Jakarta – Pemangkasan cuti memiliki keterkaitan erat dengan situasi pandemi di Indonesia yang belum aman. Elina membahas, tingkat positif COVID-19 masih tinggi.
“Secara keseluruhan, kita di level 20 persen, kita masih jauh dari aman. Aman itu di bawah 5 persen yang positif. Ini belum termasuk angka tes antigen yang positif.”
Saat ini, belum aman untuk berwisata atau melakukan mobilitas seperti mudik secara beramai-ramai, tambahnya. Maka dari itu, ia mengimbau untuk menyambut baik pemangkasan cuti ini, asal hak cuti tetap diberikan.
Selain pemangkasan cuti, hal lain yang dapat dilakukan idealnya adalah tidak mudik. Jika hendak jalan-jalan, kunci utama yang harus diselesaikan adalah menangani pandeminya terlebih dahulu, kata Elina.
“Setelah itu, mau dilonggarkan pun orang punya rasa aman. Kalau orang perlu wisata, tapi was-wasnya masih ada, harus tes, pakai masker, ketemu orang, malah stres duluan.”
Sebelum pandemi dapat dikendalikan, pengalaman wisata pun akan dihantui berbagai pikiran negatif. Sementara, negara lain yang berhasil menangani pandemi contohnya di Singapura sudah bisa bepergian dengan rasa aman.
“Kalau di indonesia kita harus mikir bagaimana menanganinya. Sebisa mungkin penularannya diratakan, lalu dinyatakan aman.”
“Kita harus meminimalisasi risiko, karena vaksinasi belum meng-cover sebagian besar orang Indonesia. Kita juga nggak tahu apakah bulan depan angka kasusnya akan turun,” tutupnya.