Manado – Terapi Oksigen Hiperbarik merupakan salah satu metode pengobatan melalui proses oksigen murni di dalam ruangan khusus bertekanan udara tinggi. Prinsip terapi pengobatan adalah membantu kinerja organ tubuh guna memperbaiki jaringan yang rusak dengan meningkatkan kapasitas aliran oksigen murni ke jaringan tubuh.
Dr Mendy Habitie Oley SpBP-RE ( k) dari Siloam Hospitals Manado mengatakan terapi ini mampu membantu penyembuhan bagi pasien yang terpapar virus corona. Terapi ini juga membantu penyembuhan gangguan kesehatan lain seperti decompression sickness, infeksi kronis, diabetes, luka terbakar, penyakit pendengaran, migrain, neuro, juga kanker.
Baca : Wapres Ma’ruf Optimistis Target 1 Juta Vaksinasi Covid-19 per Hari Tercapai
Namun perlu diperhatikan kondisi pasien sebelum menjalani terapi ini, antara lain:- Fobia akan ruangan tertutup- Asma, demam, paru kronis- Kelainan sel darah merah- Gangguan pada Tuba Eustachius- Pneumothorax yang belum terobati
Dokter spesialis penyakit dalam Siloam Hospitals Manado, dr Christian Kawengian, menambahkan Terapi Oksigen Hiperbarik salah satu cara atau bagian farmakologis, yaitu pemberian instalasi oksigen dengan konsentrasi 100 persen pada tekanan lebih dari 1 atmosfer absolut ( 1.5 – 3.0 ATA).
Berdasarkan study case series yang dilakukan, Terapi Oksigen Hiperbarik pada pasien terpapar Covid-19 mampu menghasilkan hal seperti :
– Peningkatan Oksigenasi jaringan.
– Anti inflamasi
– Modulasi “stem cell”
– Efek anti platelet/ anti trombotik
– Penurunan jumlah virus akibat ROS.
“Sementara selama terapi tersebut yang dipantau adalah EKG, Okumetriz, temperatur, tekanan darah, POZ, tekanan Cuff ETT dan tentunya AED dan paddle atau efek terbakar,” tuturnya.
Dia juga mengingatkan adanya efek samping yang harus diperhatikan dalam tata kelolanya, yaitu :
– Pulmonar ( Iritasi takeobronkial)
– Neurologi : Ganguan visual,telinga berdenging, pusing, disorientasi, kejang, hingga menjaga agar pasien tidak mengalami penurunan kesadaran.