Site icon Risalahnegeriku

Marak Terduga Teroris Ditangkap Sepanjang Desember, Polri Buka Suara

Jakarta – Mabes Polri menegaskan penindakan yang dilakukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri terhadap puluhan tersangka teroris dalam beberapa waktu terakhir tak terkait dengan hari-hari tertentu.Puluhan tersangka teroris itu marak ditangkap jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2022.

“Densus 88 terus menerus dalam rangka mengantisipasi. Jadi tidak terkait dengan hari-hari tertentu ya,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Jumat (24/12).

Menurutnya, Detasemen berlambang burung hantu itu melakukan identifikasi dan pengembangan kasus tindak pidana terorisme setiap saat untuk melakukan pencegahan.

Ramadhan menuturkan proses-proses penegakan hukum tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan rencana-rencana teror yang dilakukan oleh jaringan tertentu.

“Secara terus menerus Densus 88 akan melakukan kegiatan dalam rangka menciptakan situasi aman di negara Indonesia,” tambah dia.

Sebagai informasi, dalam sebulan terakhir Densus 88 telah mengamankan puluhan terduga teroris di sejumlah wilayah. Tercatat, ada sembilan orang diamankan di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), satu orang di Sumatera Selatan (Sumsel), dan empat lainnya di Kepulauan Riau.

Kemudian, lima tersangka lain teroris jaringan JI ditangkap di kawasan Lampung dan Sumatera Selatan. Empat tersangka bertugas untuk mengamankan buron teroris lain yang dikejar oleh aparat.

Dalam sepekan terakhir, Densus juga menangkap tiga tersangka teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Kalimantan Tengah, dua di Kalimantan Selatan dan tiga tersangka dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Jawa Tengah.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sempat mewanti-wanti seluruh jajaran kepolisian agar mulai memetakan potensi kerawanan terhadap potensi gangguan keamanan jelang libur Nataru.

Beberapa yang menjadi perhatian jenderal bintang empat itu ialah seperti kegiatan gangguan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, aksi unjuk rasa, hingga terorisme.

“Seluruh Kasatker dan Kasatwil sudah harus mulai memetakan potensi kerawanan dan mempersiapkan rencana pengamanan serta langkah-langkah antisipasi,” kata Listyo saat menggelar konferensi video (Vicon) dengan seluruh jajaran, Rabu (24/11).

Sumber: cnnindonesia.com

Exit mobile version