InaNegeriku – Presiden Joko Widodo menegaskah bahwa pemerintah akan tetap mempertahankan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hingga akhir tahun ini.
Berdasarkan pertimbangan Presiden, Saat ini secara umum penerimaan negara masih mencukupi untuk mempertahankan harga BBM bersubsidi agar ridak mengalami kenaikan harga.
Diakui dampak dari keputusan mempertahankan harga BBM bersubsidi ini akan menyebabkan anggaran subsidi mengalami pembengkakan menjadi sekitar Rp 502 triliun.
Presiden Jokowi juga menyadari bahwa kebijakan ini tidak sejalan dengan apa yang ia lakukan pada tahun 2014.
Yakni memangkas subsidi BBM sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bisa surplus sekitar Rp 170-an triliun.
Baca Juga: Harga BBM & Listrik Ditahan, 2 BUMN Ini Diambang Kerusakan
Keputusan mempertahankan harga BBM sesuai subsidi yakni agar daya beli masyarakat tetap terjaga sehingga konsumsi masyarakat tetap menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selain itu, jika harga BBM dinaikkan, akan memberikan efek besar kepada inflasi, dan akan membuat masyarakat banyak yang protes.
Dampak kenaikan harga BBM bersubsidi juga bisa mengerek harga-harga yang sehingga memicu inflasi tinggi.
Presiden Jokowi berpendapat bahwa perekonomian indonesia masih bisa menjadi lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya dalam menghadapi krisis global.
Ia juga optimistis bahwa harga bahan pangan bisa stabil, sehingga tingkat inflasi di dalam negeri tidak akan melonjak tinggi.
Presiden menyebut Ekonomi Indonesia masih aman, karena porsi ekspor terhadap PDB saat ini hanya sekitar 16%.
PDB Indonesia masih mengandalkan konsumsi rumah tangga, sehingga pemerintah menjaga agar harga barang jangan naik.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Pantau Vaksinasi di Kabupaten Ponorogo
Sumber: kontan.co.id & medcom.id | Editor: Hegi