Jakarta, Ina Negeriku – Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan meskipun kasus dan kematian Covid-19 dilaporkan telah menurun secara signifikan, bukan berarti pandemi telah berakhir.
Hal ini ia sampaikan kepada para menteri kesehatan di seluruh negara saat acara pembukaan Majelis Kesehatan Dunia tahunan badan pembuat keputusan WHO yang terdiri dari perwakilan 194 negara.
“Jadi, apakah Covid-19 sudah berakhir? Tidak, ini pasti belum berakhir. Saya tahu ini bukan pesan yang ingin Anda dengar, dan itu jelas bukan pesan yang ingin saya sampaikan,” kata Tedros, dikutip dari UN News, Rabu (15/6/2022).
Dia menambahkan meskipun di banyak negara semua pembatasan telah dicabut dan kehidupan tampak seperti sebelum pandemi, kasus Covid yang dilaporkan justru meningkat di hampir 70 negara di semua wilayah. Terutama, di wilayah di mana jumlah tes Covid yang dilakukan sudah sangat sedikit.
Tedros memperingatkan bahwa kematian akibat Covid yang dilaporkan juga meningkat di Afrika, di mana wilayah itu menjadi benua dengan cakupan vaksinasi terendah.
“Virus ini telah mengejutkan kami dalam banyak hal, badai yang telah melanda masyarakat berulang kali, dan kami masih tidak dapat memprediksi jalurnya, atau intensitasnya,” ungkapnya.
Baca Juga : Hasil Timnas Indonesia, Shin Tae-yong Umbar Janji Sebelum Jalani Kualifikasi Piala Asia 2023
Meski tidak bisa memprediksi kapan Covid berakhir, dia menegaskan bahwa ada kemajuan signifikan terkait vaksin Covid. Saat ini, sekitar 60% populasi dunia sudah divaksinasi, meskipun Tedros mengingatkan bahwa hampir satu miliar orang di negara-negara berpenghasilan rendah tetap belum divaksinasi.
“Hanya 57 negara yang telah memvaksinasi 70% dari populasi mereka dan hampir semuanya negara berpenghasilan tinggi,” katanya.
Dia juga memperingatkan bahwa dengan penularan yang meningkat, berarti akan ada lebih banyak laporan kematian dan lebih banyak risiko munculnya varian baru.
Sebagaimana diketahui, WHO kembali menemukan virus corona varian Omicron baru bernama BA.4 dan BA.5. Keduanya merupakan saudara dari BA.1 alias Omicron asli. Sebelumnya Omicron diketahui memiliki sejumlah subvarian yakni BA.2, BA.1.1 dan BA.3.
Kedua subvarian itu ditemukan pertama kali di Afrika Selatan pada awal tahun ini. Kemudian, WHO menyatakan BA.4 dan BA.5 sebagai variant of concern (VoC) pada 12 Mei 2022 lalu. Kini Omicron BA.4 dan BA.5 juga dilaporkan telah ditemukan di Indonesia.
Mengutip studi-studi awal di Eropa, kedua varian mengalami perubahan karakteristik. Ini yang membuat BA.4 dan BA.5 dapat menular lebih cepat dan menghindari kekebalan tubuh setelah infeksi terjadi karena varian sebelumnya.
Baca Juga : Timnas Indonesia Ditawari AFC Lolos Langsung ke Piala Asia 2023, Ini Tanggapan Shin Tae-yong