Inanegeriku – Indonesia makin menegaskan posisi dan peran strategisnya dalam keikutsertaan mengatasi berbagai tantangan global saat ini.
Setelah menggelar Presidensi G20, Indonesia kini kembali dipercaya mengemban Keketuaan ASEAN 2023 dengan mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Tujuannya, yakni memperkuat posisi ASEAN sebagai kawasan yang stabil dan damai.
Indonesia juga berupaya secara konsisten menjunjung tinggi hukum internasional, memperkuat kerja sama dan tidak menjadi proksi dari kekuatan manapun, sehingga ASEAN mampu menjadi kawasan yang kuat, inklusif, serta memiliki pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartaro menegaskan, kawasan ASEAN secara umum telah menjadi tuan rumah sejumlah forum multilateral utama.
“Setelah KTT ASEAN di Kamboja, pertemuan pemimpin ekonomi APEC di Thailand, KTT G20 Bali, dan sekarang General Conference Council for Security Cooperation in the Asia Pacific (CSCAP), yang diselenggarakan di Jakarta,” kata Menko Airlangga, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/12).
Indonesia berupaya mempersiapkan ASEAN untuk lebih maju dengan menyediakan penyelesaian bagi berbagai isu strategis di kawasan. Untuk itu, kolaborasi yang kuat diharapkan dapat terbentuk antar anggota ASEAN guna mendukung pencapaian tujuan tersebut.
“Bapak Presiden Joko Widodo percaya bahwa pada tahun 2045, ASEAN akan menjadi kelompok negara yang lebih adaptif, responsif, kompetitif, sejalan dengan agenda global ASEAN,” lanjut Ketua Umum Partai Golkar ini.
Sejalan dengan Presidensi G20 Indonesia, ASEAN 2023 juga akan diarahkan untuk menyediakan solusi bagi berbagi isu seperti ketahanan pangan, ketahanan energi, kerja sama keuangan, mengatasi gangguan rantai pasok global, mitigasi perubahan iklim, dan merespon ketidakstabilan di kawasan.
Melalui keketuaan tersebut, Indonesia juga memiliki target untuk dapat mempercepat Digital Economic Framework Agreement.
Untuk mewujudkan komitmen mendorong transformasi digital, Indonesia telah melakukan kesepakatan dengan Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina terkait sistem pembayaran digital yang terintegrasi untuk mempermudah pembayaran dan memperkuat mata uang di kawasan.
Ke depannya, berbagai negara di ASEAN diharapkan dapat ikut serta dalam mengintegrasikan sistem pembayaran digital tersebut.
Baca Juga: Draf Terbaru RUU PPSK Pastikan Politikus Tetap Dilarang Masuk Dewan Gubernur BI