JOHANNESBURG – Ada kabar gembira bagi para pelaku perjalanan dan bisnis. Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mengumumkan kesepakatan bebas visa antara Indonesia dan Afrika Selatan. Pengumuman ini disampaikan Gibran dalam acara CEO Forum, bagian dari rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2025 di Afrika Selatan.
Keputusan ini merupakan tindak lanjut nyata dari pertemuan bilateral antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Jakarta, pada 22 Oktober 2025 lalu.
“Kunjungan Presiden Ramaphosa beberapa minggu lalu ke Indonesia mencerminkan kerja sama yang erat antara kedua negara. Kedua presiden sepakat untuk bebas visa masuk, jadi saya pikir ini kabar baik bagi Anda semua, tidak ada lagi visa,” kata Wapres Gibran di hadapan para delegasi, Sabtu (22/11/2025).
Kesepakatan ini berlaku bagi warga negara kedua belah pihak. Hal ini diharapkan dapat melancarkan arus kunjungan wisatawan dan pengusaha antara kedua negara.
Selain mengumumkan bebas visa, Wapres Gibran dalam forum tersebut juga menegaskan komitmen Indonesia untuk memperluas investasi di Afrika Selatan. Afrika Selatan dinilai sebagai mitra strategis dan pintu gerbang bagi Indonesia untuk penetrasi ke pasar Afrika yang berkembang pesat.
Gibran juga mempromosikan potensi Indonesia di bidang industri, sumber daya manusia, teknologi, dan akses ke pasar ASEAN.
Dalam pidato diplomatiknya, Gibran juga tidak lupa memamerkan sistem pembayaran digital kebanggaan Indonesia, QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Ia menegaskan pentingnya inklusi keuangan melalui solusi digital yang sederhana.
Menurut Gibran, QRIS adalah contoh bagaimana teknologi berbiaya rendah dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
Gibran juga menyampaikan bahwa Indonesia mendorong G20 membuka dialog mengenai intelijen ekonomi, serta fokus pada pertumbuhan global yang harus kuat, adil, dan inklusif.
Selain isu ekonomi digital, Wapres Gibran juga memperkenalkan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menyebut program ini sebagai investasi strategis untuk ketahanan pangan, menargetkan 80 juta pelajar dan ibu hamil.
Gibran menjelaskan, MBG sekaligus mendorong penggunaan produk lokal. Hal ini berdampak positif pada petani dan peternak, serta memperluas kegiatan ekonomi masyarakat lokal.



