Majene –
Seorang korban gempa Sulawesi Barat (Sulbar) di Kabupaten Majene, Nurbiah (53), meninggal dunia di tenda pengungsian. Sebelum meninggal, Nurbiah beberapa kali mengeluh kedinginan.
“Memang kedinginan dan agak berdahak. Itu yang disampaikan ke saya,” kata Kepala Desa Totolisi Kecamatan Sendana, Majene, Suardi kepada detikcom, Rabu (20/1/2021).
Suardi mengatakan korban bersama suami dan 5 anaknya mengungsi sejak Jumat (15/1). Korban kemudian meninggal dunia pada Selasa (19/1).
“Saya habis salat Subuh pergi jalan-jalan memantau di tenda-tenda. Kebetulan ada orang lewat, katanya ibu yang atas nama Nurbiah itu meninggal di tenda pengungsian,” kata Suardi.
“Saya ke situ saya perkirakan pukul 06.00 Wita, saya sudah pastikan bahwa almarhumah ini sudah meninggal,” sambung Suardi.
Suardi mengatakan, sehari sebelum korban meninggal, yakni Senin (18/1), dia masih sempat mengunjungi tenda pengungsian milik korban. Saat itulah dia mendengar keluhan korban secara langsung yang mengaku kedinginan dan batuk berdahak.
Hanya, Suardi sendiri tidak dapat berbuat banyak. Bantuan logistik dari pemerintah kecamatan atau kabupaten atau provinsi sama sekali belum menjangkau wilayah pengungsian mereka di Desa Totolisi, Kecamatan Cendana, Kabupaten Majene.
“Sama sekali tidak ada Pak. Belum ada bantuan. Artinya yang saya pahami secara resmi (belum ada), kecuali ada pihak keluarganya datang membesuk tidak menyampaikan di pihak pemerintah,” kata Suardi.
“Itu yang saya pahami kalau seperti bantuan itu tidak ada,” katanya menegaskan.
Simak video ‘Detik-detik Warga ‘Jarah’ Bantuan Gempa di Rujab Wabup Mamuju’:
(hmw/nvl)