Bambang mengatakan ketiga strain baru virus corona belum ditemukan di Indonesia. Namun menurutnya, masih dibutuhkan analisa dan pengawasan dari waktu ke waktu untuk memastikan hal tersebut. Menurutnya, dampak dari mutasi virus corona adalah hal yang serius.
“Kita membutuhkan surveilans genom yang lebih intensif untuk pertama mengidentifikasi mutasi strain virus yang sudah beredar di Indonesia, dan kedua kita perlu mengetahui lebih rinci dampak dari strain atau mutasi baru virus ini, terhadap keparahan, terhadap penularan, serta pengembangan vaksin.”
Bambang mengatakan, apabila ketiga strain baru yang lebih mudah menular ini ditemukan di Indonesia, yang dikhawatirkan adalah meningkatnya beban rumah sakit.
“Kita tentu butuh lebih banyak rumah sakit, lebih banyak staf medis, yang tentu menciptakan kekhawatiran mengingat kita punya keterbatasan baik pada kapasitas rumah sakit dan jumlah tenaga kesehatan,” kata Bambang.
Selain itu, tentu hal itu bisa berdampak pada meningkatnya kebutuhan jumlah laboratorium untuk diagnostik dan percepatan vaksinasi untuk menciptakan kekebalan kelompok.
Bambang juga melaporkan bahwa meski ketiga varian tersebut belum ditemukan di Indonesia, namun beberapa negara Asia dan Australia telah melaporkan temuan tersebut.
“Jadi kita perlu sangat waspada, sangat berhati-hati, terhadap potensi dari penularan strain ini,” katanya.