Berdasarkan tes perangkat pada enam pasien COVID-19 dan tiga individu yang sehat, tim menunjukkan hasil yang menunjukkan peringkat akurasi 99 persen –mirip dengan tes PCR yang banyak digunakan saat ini.
Guo Xuefeng –seorang profesor teknik kimia dan pemimpin tim peneliti – bahkan melaporkan bahwa perangkat itu sudah dipatenkan dan siap untuk aplikasi segera, mengisyaratkan jawaban lain yang mungkin untuk pencarian metode deteksi virus on-the-spot yang efektif.
Demikian pula, para peneliti dari universitas di Indonesia juga mengembangkan perangkat breathalyzer yang mereka klaim dapat mendeteksi virus dalam waktudua menit, meskipun peringkat akurasi untuk perangkat itu tidak diklaim setinggi tes PCR tradisional.
Tantangan berikutnya untuk perangkat tersebut adalah kemampuan untuk memproduksi massal atau tidak. Beberapa ahli yang melihat dari luar telah menyuarakan kekhawatiran mengenai bahan yang digunakan di dalam chip penginderaan, dan apakah masalah kontrol kualitas potensial atau tidak mungkin terbukti menjadi penghalang untuk keandalan dan produksi massal.
Tetapi terlepas dari rintangan, kesimpulan keseluruhan dari pengembangan perangkat tersebut adalah bahwa kemajuan yang stabil dibuat untuk memerangi COVID-19 dan rekan-rekan virus masa depannya.