Malaka – Banjir di Kabupaten Malaka di Nusa Tenggara Timur (NTT) sepekan lalu membuat jembatan penghubung antara Kecamatan Malaka Timur dan Kecamatan Laenmanen roboh. Warga mengandalkan kabel listrik bekas agar tetap bisa melakukan mobilitas.
“Itu pakai kabel listrik yang putus kemarin waktu kena banjir. Jadi listrik sudah diperbaiki oleh PLN, nah kabel bekasnya diikat dua sisi oleh warga untuk menyeberang sungai,” kata Kapolres Malaka AKBP Albert Neno kepada detikcom, Senin (12/4/2021).
Albert mengatakan warga terpaksa memanfaatkan kabel listrik bekas untuk jadi jembatan darurat karena jembatan permanen di lokasi, yakni Desa Numponi hancur diterjang banjir.
“Jembatannya putus total, semula itu panjangnya sampai 30 meter. Dia putus tanggal 4 April dini hari. Pemda sini, termasuk Pemprov sudah meninjau. Jadi mungkin tidak terlalu lama (pembangunan jembatan baru) janjinya pemerintah,” ucap Albert.
Albert mengatakan pemerintah setempat juga sudah mencari jalan alternatif antarkecamatan Malaka Timur dan Laenmanen. Albert menjelaskan, ada jalan lama yang jaraknya 100 meter dari lokasi jembatan, yang akan diratakan pemerintah agar masyarakat bisa kembali berlalu lalang tanpa harus menantang bahaya dengan gelantungan di kabel listrik bekas.
Kabel listrik bekas jadi jembatan darurat di Malaka NTT. (Dok. Polres Malaka)
|
“Tadi dari pemda turun untuk cari alternatif, untuk bisa warga masyarakat menyeberang, airnya deras di bawah jembatan itu. Jadi 100 meter dari situ ada jalan lama, itu akan dipakaikan alat berat untuk diratakan, sehingga warga bisa lewat jalan alternatif,” jelas Albert.
Albert telah meninjau langsung jembatan darurat dari kabel listrik bekas itu. Dia menerangkan warga yang nekat menyeberang sungai dengan bergelantungan adalah remaja dan dewasa, tak nampak anak kecil di sana.
“Saya juga liat anak-anak SMA. Kalau anak-anak kecil tidak ada ya, adanya yang remaja dan sudah dewasa. Anak-anak SMA ternyata menyeberang untuk sekolah besok harinya. Mereka nyeberang lewat kawat listrik yang dibentangkan di sungai itu,” tutur Albert.
“Ternyata anak-anak di sekitar jembatan itu, 5 sampai 6 orang menyewakan jasa pikul, diseberangkan lewat sungai itu. Sekali seberangin Rp 40 ribu,” imbuh Albert.
Albert mengatakan tinggi air sungai saat ini sekitar 50 cm.
Kapolres Malaka AKBP Alber Neno meninjau kabel listrik bekas jadi jembatan darurat di Malaka NTT. (Dok. Polres Malaka)
|
Baca juga : Wagub Klaim Korban Bencana Banjir-Longsor di NTT Sudah Dapat Bantuan
(aud/fjp)