Yogyakarta- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memonitor adanya rekahan di sisi barat, dan barat laut kawah Gunung Merapi. Rekahan yang muncul di dalam bagian kawah juga cenderung mengarah ke sisi barat, dan barat laut.
“Berdasar EDM, data satelit, dan pantauan morfologi, potensi material runtuh memang ada yang mengarah ke barat, dan barat laut,” ungkap Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Kamis (10/12), dikutip Suaramerdeka.com.
Topografi puncak di sektor barat laut Gunung Merapi juga mengalami perubahan terutama pada Lava 1948 dan Lava 1888. Perubahan ini, menurut Hanik, disebabkan oleh aktivitas guguran.
“Jika terus ada desakan, kemungkinan material runtuhnya akan ke arah sana. Hal ini mengindikasikan lemahnya titik tersebut,” terangnya.
Kendati luncuran awan diperkirakan tetap akan didominasi sektor selatan dan tenggara sesuai dengan arah bukaan kawah Gunung Merapi, adanya ancaman erupsi yang menuju barat juga menjadi perhatian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman.
Kepala BPBD Sleman Joko Supriyanto mengatakan, jika erupsi Gunung Merapi mengarah ke barat, wilayah yang berpotensi terkena dampak adalah Desa Purwobinangun Pakem, Wonokerto, dan Girikerto Turi.
“Kami sudah siapkan barak dan kelengkapan sarananya untuk menghadapi ancaman erupsi ke barat. Contohnya barak di Wonokerto sudah dibuat bilik, rencananya menyusul bulan ini untuk barak Purwobinangun,” papar Joko.