Liputan6.com, Surabaya – Kabupaten Magetan masuk zona merah atau risiko tinggi penyebaran COVID-19 di Jawa Timur seiring meningkatnya kasus terkonfirmasi positif dan pasien yang meninggal dunia karena terpapar virus corona di kabupaten tersebut.
“Kabupaten Magetan sudah masuk zona merah. Suka tidak suka, kita harus memperketat protokol kesehatan, terutama di klaster keluarga perlu diwaspadai sebagai penyumbang kasus tertinggi,” ujar Bupati Magetan Suprawoto seperti dikutip dari Antara, Magetan, Rabu (21/1/2021).
Menurut ia, jumlah kasus COVID-19 di Magetan sejak awal Januari 2021 hingga saat ini terus meningkat signifikan, demikian juga dengan jumlah warga yang meninggal dunia karena terpapar virus corona.
Sesuai data, sejak awal Januari hingga menjelang akhir Januari, jumlah kasus konfirmasi baru per hari di Magetan berkisar di angka 14 hingga 75 kasus. Rekor tambahan konfirmasi baru terjadi pada Minggu, 17 Januari 2021, yang mencapai 75 pasien baru dalam sehari.
Per hari ini Selasa (19/1/2021) sudah ada 1.468 orang terkonfirmasi COVID-19 di Magetan. Dari jumlah itu, warga yang sembuh sebanyak 1.109 orang, meninggal 76 orang, dan dalam pemantauan 283 orang.
Menurut bupati, penambahan warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada Selasa (19/1) ini tercatat sebanyak 55 orang, sembuh 13 orang dan meninggal dunia sebanyak 10 orang.
“Melihat tren peningkatan kasus positif COVID-19 di Magetan, kami kembali menegaskan agar masyarakat lebih disiplin melakukan pencegahan penularan COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” kata Bupati Suprawoto.
Guna menekan kasus penyebaran COVID-19 di Magetan, pihaknya akan melakukan sampling test secara acak dengan rasio 1:10. Selain itu, setiap kontak erat terkonfirmasi COVID-19 akan langsung dilakukan tes usap PCR dengan melalui proses tracing terlebih dahulu.
Upaya lain, untuk fasilitas kesehatan, Kabupaten Magetan akan menambah 73 tempat tidur serta ruangan operasi khusus pasien COVID-19 di RSUD dr Sayidiman.
“Beberapa puskesmas juga akan digunakan untuk merawat pasien COVID-19 yang bergejala ringan,” katanya.