InaNegeriku – Zulkifli Hasan (Menteri Perdagangan) memastikan harga mi instan tidak akan mengalami kenaikan tiga kali lipat seperti informasi yang beredar di masyarakat.
Hal tersebut disebabkan karena gandum masih terbilang stabil walaupun trennya memang naik sehingga gagal panen di Australia yakni sekitar 67 juta ton gagal panen.
Beliau mengatakan kunjungan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu ke Rusia membawa dampak baik terhadap ketersediaan dan pasokan gandum di Indonesia.
Menurut Zulkifli Hasan, gandum pada September akan turun harganya sehingga trennya juga akan turun.
Jadi tidak mungkin jika harga mie instan naik hingga tiga kali lipat.
Belum lagi inflasi saat ini diperoleh sebesar 4-5 persen sehingga di bulan September akan cenderung turun.
Kondisi Permintaan Mie Instan Saat Ini
Kulon Progo Sudarna, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin), mengatakan permintaan dan ketersediaan terigu yang berbahan baku gandum di Kulon Progo tidak ada gejolak.
Permintaan dan ketersediaan masih seperti biasa, yakni tidak ada penurunan atau pun kenaikan permintaan.
Hal ini tercermin dari harga terigu di tingkat pedagang pasar rakyat dan toko kelontong yang stabil.
Berdasarkan hasil pemantauan pada 4, 8 dan 10 Agustus 2022, tidak ada perubahan signifikan.
Di Kulon Progo ada lima jenis merek terigu, yakni Segitiga Biru Rp 12 ribu, Cakra Kembar Rp 13 ribu, Kunci Rp 13 ribu, Pita Merah Rp 12,5 ribu, dan curah Rp 10 ribu.
Kulon Progo Sudarna juga mengungkapkan bahwa berdasarkan pantauan selama tiga kali berturut-turut, tidak ada kenaikan pada mie instan dan harga masih tetap.
Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Naik 15 Persen
Sumber: Republika.co.id | Editor: Hegi