Mamuju –
Nasib malang dialami sejumlah korban gempa Sulawesi Barat (Sulbar) di Kota Mamuju yang berjuang mendapatkan bantuan sembako. Mereka harus pulang dengan tangan kosong karena tidak memiliki surat keterangan sebagai syarat menerima bantuan sembako.
“Saya ke sini tidak ada dikasih (sembako),” kata seorang korban gempa Sulbar, Hasrawati (46), kepada detikcom di Posko Induk Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Sulbar, Jalan Abdul Malik Pattana Enteng, Mamuju, Rabu (20/1/2021).
Hasrawati mengungkapkan sulitnya mendapatkan bantuan sembako meski di tenda pengungsiannya ketersediaan logistik terus menipis. Padahal dia sudah tiba sejak pagi untuk antre menerima sembako.
Hasrawati berkisah, dia dan sejumlah ibu-ibu pengungsi lainnya sudah menuju Korem 142/Mamuju pada pukul 08.00 Wita tadi, dengan harapan bisa mendapatkan bantuan sembako di sana. Hanya, Hasrawati dan rekan-rekannya diminta terlebih dahulu ke posko induk untuk mengurus surat keterangan soal bantuan apa saja yang diperlukan.
“Tapi ternyata nggak ada (tidak ada surat keterangan). Kan antre orang,” katanya.
Karena hari sudah sore, Hasrawati pun bersiap pulang, meski akhirnya dengan tangan kosong karena surat keterangan yang menjadi persyaratan belum diterima Hasrawati.
“Saya mau pulang ini (langsung ke tenda pengungsian), nggak singgah sudah di sana (di Korem) karena surat-surat di sini (di posko induk) belum dapat,” jelasnya.
Cerita serupa dialami Junardin (56), Kepala Lingkungan Katapi, Kelurahan Bebanga, Kecamatan Kalukku, Mamuju. Junardin bahkan mengaku sudah tiga hari mengurus bantuan untuk warganya yang berjumlah 76 keluarga.
“(Sudah) tiga hari ke Mamuju (urus bantuan),” kata Junardin saat ditemui terpisah di posko induk.
Keluhan Junardin pun sama. bantuan sulit didapatkan karena harus mengurus surat keterangan di posko induk. Sementara itu, untuk mendapatkan surat keterangan pun tidak kalah rumitnya, bahkan hari ini Junardin juga harus pulang dengan tangan kosong setelah surat yang ditunggu-tunggu tak kunjung selesai.
“Belum dikasih kartu, masih menunggu, belum dapat karena banyak orang,” katanya.
“Kalau begini rumit, menunggu beberapa jam saja sudah rumit namanya,” imbuhnya.
Padahal, sambung Junardin, 76 keluarga warganya sejak Jumat (15/1) sama sekali belum tersentuh bantuan. Dia pun bingung karena para warganya tengah menunggu hasil perjuangannya mencari bantuan kebutuhan pengungsi.
“(Warga saya) banyak, 76 KK itu menunggu saya,” katanya.
(hmw/nvl)