Jakarta – Lebih dari setahun COVID-19 ditemukan, tapi statistik global masih mengindikasikan penambahan signifikan kasus SARS-CoV-2 di seluruh dunia, termasuk Indonesia, seiring bermunculan pula varian baru virus tersebut.
Merespons situasi ini, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menggelar program Pencerah Nusantara COVID-19 (PN COVID-19) untuk berkontribusi memperkuat layanan kesehatan dasar yakni Puskesmas.
CISDI memilih 13 tenaga medis muda professional untuk ditempatkan di 8 Puskesmas di Jakarta dan Bandung.
Ketua Angkatan Tim Pencerah Nusantara , Deni Frayoga, menyatakan kolaborasi antara tenaga kesehatan, pemerintah daerah lintas sektor, dan masyarakat menjadi kunci penanganan wabah di wilayah penempatan PN COVID-19.
Baca juga : Berlakukan PPKM, 3 Provinsi Berhasil Turunkan Angka Kematian COVID-19
“Pembelajaran terpenting bagi kami adalah kolaborasi antara tim Pencerah Nusantara COVID-19, Puskesmas, lintas sektor, dan masyarakat. Dari kolaborasi ini, lahirlah inovasi,” ujar Deni dalam diskusi daring CISDI, Jumat (12/3/2021).
Di Bandung, lanjut Deni, salah satu fenomena yang kerap dihadapi adalah perasaan takut masyarakat yang seolah ‘di-covid-kan’. Namun melalui program surveilans berbasis masyarakat (SBM), PN melibatkan masyarakat sebagai relawan untuk melakukan promosi kesehatan, pemantauan pasien dalam isolasi, bahkan menerima laporan suspek.
Kelebihan relawan yang berasal dari masyarakat adalah mereka sudah memiliki kedekatan hubungan dengan warga setempat dan mendapat kepercayaan warga sehingga lebih mudah memberikan edukasi.
“Kolaborasi ini turut mempermudah kerja puskesmas sehingga kita dapat berkontribusi meningkatkan testing, tracing dan treatment.”
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.