InaNegeriku – Negara Sri Lanka bangkrut. Dikhawatirkan, kebangkrutan negara yang merupakan tetangga Indonesia itu akan menjangkiti tetangganya, termasuk Indonesia.
Namun, menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan, kondisi perekonomian Indonesia aman dan tidak akan mengalami kejadian seperti negara Sri Lanka yang bangkrut.
Pasalnya, lanjut Sri Mulyani, Indonesia memiliki ketahanan yang lebih baik.
Diberitakan sebelumnya, negara Sri Lanka bangkrut setelah gagal mengatasi krisis ekonomi yang parah selama berbulan-bulan.
Utang yang dimiliki negara ini menumpuk yang memicu gagal bayar oleh pemerintah Sri Lanka. Di sisi lain, cadangan devisa juga menipis.
Menurut Sri Mulyani, saat ini perekonomian di seluruh dunia memang sedang mengalami tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Di sisi lain, situasi geopolitik Rusia-Ukraina juga berdampak pada lonjakan harga komoditas pangan dan energi.
Baca Juga: Vaksinasi Digeber, Sri Mulyani Prediksi Ekonomi 2021 Tumbuh 5,3%
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa seluruh dunia sekarang menghadapi konsekuensi dari geopolitik dalam bentuk kenaikan harga bahan-bahan makanan dan energi yang mendorong lebih tinggi lagi inflasi, setelah tadinya sudah meningkat akibat pandemi.
Beliau juga menambahkan bahwa kenaikan inflasi yang tinggi juga dialami oleh negara-negara maju yang biasanya mengalami deflasi.
Hingga pada akhirnya, kondisi lonjakan inflasi tersebut membuat negara-negara mengambil kebijakan antisipatif.
Sri Mulyani mengingatkan, tidak semua negara memiliki ketahanan yang cukup untuk mampu bertahan di tengah ketidakpastian global.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa ada beberapa negara bila kondisi awalnya tidak kuat, apalagi sesudah dua tahun dihadapkan pada pandemi, ketidakuatan itu dilihat dari berbagai faktor.
Faktor-faktor tersebut meliputi neraca pembayaran, ketahanan ekonomi, kebijakan moneter, dan kondisi fiskal pada negara tersebut.
Sri Mulyani pun menilai, indikator-indikator ekonomi Indonesia saat ini dalam kondisi yang cukup baik.
Dengan demikian, risiko resesi ekonomi yang dialami Indonesia hanya sebesar 3%, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Bloomberg.
Kondisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan dengan negara lainnya yang bahkan memiliki potensi resesi lebih dari 70%.
Kendati demikian, beliau memastikan bahwa pemerintah tidak akan terlena dengan hal itu dan akan tetap mewaspadai ketidakpastian global.
Baca Juga: Populer Ekonomi: Presidensi G20 hingga Ketahanan Pangan Wajib Jadi Isu Sentral
Sumber: kontan.co.id & pasardana.id | Editor: Hegi