Sebelumnya, Kepala RSL Kota Bogor, Yeti Haryati menjelaskan RSL ini dikhususkan bagi pasien COVID-19 yang terkonfirmasi positif lewat tes swab PCR. Selain itu, pasien wajib membawa rujukan dari rumah sakit atau puskesmas.
“Rujukan dari rumah sakit atau puskesmas yang memang kapasitas tempat tidurnya sudah tidak mencukupi,” kata Yeti saat peresmian RSL, Senin (18/1).
Yeti mengatakan, RSL itu memiliki tiga lantai dan berkapasitas 56 tempat tidur. Dia menjelaskan, lantai dua dikhususkan bagi pasien perempuan dan laki-laki di lantai tiga.
“Ada juga Instalasi UGD dengan delapan tempat tidur. Jadi total ada 64 tempat tidur keseluruhan,” kata Yeti.
Dia memastikan, perawatan di RSL tetap merujuk standar penanganan COVID-19 dari Kementerian Kesehatan. RSL ini juga diperkuat dengan dokter spesialis paru.
“Kami ada dokter spesialis paru, spesialis dokter dalam. Kami juga memiliki 11 dokter umum 24 jam. Tapi untuk perawat kami baru memiliki 44 orang dari target 62 orang,” kata dia.
Yeti menambahkan untuk ruang isolasi hampir masih dengan standar yang ada di RSUD Kota Bogor dengan sistem menggunakan isolasi bertekanan negatif sudah terukur dengan HC12 dan sistem untuk tekanan negatifnya Magnit helitnya sesuai 2,5 kilo pascal.
“Kemudian untuk pelayanan lain berupa gizi, laboratorium kita berkerja sama dengan Labkesda Kota Bogor dan RSUD Kota Bogor berserta ronsen mobile yang bisa dilaksanakan di sini,” pungkasnya.
Penulis: Titin Supriatin/Merdeka.com