Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerjunkan aparat TNI-Polri untuk membantu vaksinasi Covid-19. Kebijakan ini guna mengejar target vaksinasi 1 juta orang per hari di bulan Juli. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berkata pemerintah membentuk sentra vaksinasi TNI-Polri. Unit ini akan membantu upaya vaksinasi yang selama ini ditangani pemerintah daerah. Untuk itu, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menginstruksikan kepada seluruh jajaran di polda, polres dan polsek untuk mendirikan gerai “Vaksin Presisi” yang dapat diakses gratis masyarakat tanpa syarat KTP domisili. Apa saja yang dilakukan Polri untuk turut serta dalam pelaksanaan Sejuta Vaksin ini? Apa targetnya? Sejauh mana pelaksanaannya di lapangan?
Jakarta, 19 Juli 2021 – Presiden Joko Widodo meninjau kegiatan vaksinasi massal TNI-Polri yang digelar serentak di 34 polda dan kodam seluruh Indonesia dengan mendengarkan sejumlah kapolda yang melaporkan tingginya animo masyarakat untuk divaksin. Dalam dialog interaktif dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disiarkan melalui tayangan YouTube di Gedung Divisi Humas Polri di Jakarta, para kapolda melaporkan pelaksanaan vaksinasi di wilayahnya. Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi mendapat kesempatan pertama melaporkan kepada Presiden terkait pelaksanaan vaksinasi. “Kami laporkan kepada Bapak Presiden dengan antusias masyarakat yang tinggi, vaksinasi dimulai pukul 08.00 WIB, tetapi pukul 05.00 WIB masyarakat sudah berduyun-duyun di seluruh jajaran polres,” kata Kapolda Jateng.
Ia menyebutkan kegiatan vaksinasi di Jawa Tengah dilaksanakan serentak di 35 polres tersebar di 340 titik. Polda Jateng mendapat jatah 141.000 dosis vaksin COVID-19. Jatah vaksin tersebut sudah terbagi habis dengan waktu pelaksanaan mulai dari pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB. Kegiatan vaksinasi melibatkan vaksinator TNI-Polri dan Dinas Kesehatan sebanyak 5.458 vaksinator.”Sekiranya untuk Jateng, atas petunjuk dan arahan Bapak Kapolri agar lebih banyak vaksinasi, Polda Jateng siap untuk mengeksekusi di seluruh wilayah Jawa Tengah,” kata Luthfi.
Presiden Jokowi mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi di wilayah Jawa Tengah dan meminta agar target vaksinasi ditingkatkan dua kali lipat pada bulan Juli 2021. “Sebanyak 141 ribu dosis dalam satu hari, kalau ditingkatkan dua kali lipat bisa tidak?” tanya Presiden.Kapolda Jawa Tengah menyanggupi permintaan Presiden sehingga Presiden yang didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin langsung meminta agar ditambahkan jumlah vaksin untuk wilayah tersebut. Selain itu, Presiden menanyakan kondisi terkini di Kabupaten Kudus. “Kudus untuk angka aktif turun menjadi 1.785, puncaknya 2.480, BOR sempat turun 84 persen,” ujar Kapolda Jateng. Berikutnya Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak melaporkan kegiatan Serbuan Vaksinasi Nasional dilaksanakan di 146 titik seluruh wilayah Sumatera Utara diawaki oleh 28 polres. Menurut Panca, pihaknya melakukan pendataan ketat untuk masyarakat yang akan divaksin karena jumlahnya melebihi target yang ditentukan.
“Kami laksanakan pendataan ketat mengingat semangat dan antusias masyarakat sangat tinggi, kalau tidak didata terjadi penambahan penumpukan masyarakat yang ingin mendapatkan vaksin. Jumlah yang divaksin 66.790 dari yang seharusnya 62.750 orang,” kata Panca. Oleh karena itu, pihaknya meminta tambahan dosis vaksin dari 121 ribu dosis yang diberi Kapolri menjadi 160 ribu dosis untuk mencapai target 75 persen warga Sumatera Utara sudah divaksin. “Kemarin kami terima 121 ribu dosis. Mengingat antusias masyarakat, kami mohon izin Bapak Presiden dan Kapolri kiranya kekurangan 60 ribu dosis bisa dipenuhi sehingga capaian kami sampai dengan saat ini mencapai 75 persen secara keseluruhan dari 2.300.000 orang target kami,” kata Panca.
Vaksinasi massal di Sumatera Utara berlangsung hingga tanggal 30 Juni 2021. Melibatkan 475 tenaga vaksinator dari TNI-Polri dan Dinas Kesehatan. Presiden meminta kegiatan vaksinasi di Sumatera Utara ditingkatkan menjadi dua kali lipat pada 1 Juli 2021. Kapolda Sumatera Utara menyanggupi permintaan Presiden dan mengatakan telah menyiapkan langkah-langkah untuk mewujudkan target tersebut. “Kami bersama Pangdam I Bukit Barisan dan pemda. Hari ini (Sabtu) kami laporkan juga khsusus Kota Medan ada 10 ribu target yang kita capai per hari dilaksanakan di empat lokasi, yakni Bandara eks Polonia Medan, Lapangan Merdeka, Lapangan Benteng, dan hari ini kami berada di Pelindo I Medan,” kata Panca. Selain itu, kata Panca, Lapangan Polonial sudah sepakat menjadi pusat pelaksanaan vaksinasi massal.
Laporan berikutnya disampaikan Kapolda Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan Gubernur Maluku. Pada akhir dialog, Presiden Jokowi berterima kasih kepada semua kapolda, pangdam, dan pemerintah provinsi yang telah melaksanakan kegiatan Serbuan Vaksinasi Nasional secara serentak. “Terima kasih kepada seluruh polda dan pangdam. Vaksinasi massal di seluruh polda dan kodam saya harapkan target 1 juta vaksin untuk seluruh Indonesia kita jaga sampai Juli dan Agustus 2021, kita beri target dua kali lipat dari yang sudah ada sekarang,” ujar Presiden. Di sini Presiden Joko Widodo meninjau pelaksanaan vaksinasi massal Mabes Polri di Lapangan Bhayangkara didampingi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Kepala BNPB Ganip Warsito. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan pihaknya akan membantu pemerintah untuk mencapai target vaksinasi satu juta jiwa per hari.
“Untuk memenuhi target satu juta orang per hari, kami perlu melakukan percepatan program vaksinasi dengan pengorganisasian yang tepat,” kata Kapolri. Ia menyatakan momentum Hari Bhayangkara ke-75 merupakan langkah awal mencapai terget vaksinasi tersebut. Polri dan 34 Polda menjadi institusi yang pertama menggelar vaksinasi massal dengan target satu juta lebih. Presiden Indonesia Jokowi pun melakukan peninjauan langsung ke kegiatan yang diinisiasi oleh Polri itu di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, pada 26 Juni 2021 lalu. Menurut mantan Kapolda Banten ini, Vaksin Presisi dibuka guna memfasilitasi masyarakat yang belum mendapatkan vaksin COVID-19. Masyarakat yang mendapatkan vaksin di gerai Presisi tersebut tidak dipungut biaya atau gratis. Sigit menyebutkan, gerai Vaksin Presisi sudah dimulai di Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Klinik Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok, Polres Metro Tangerang, Mall CGV Tangerang, Polres Metro Kota Bekasi dengan sembilan Polsek di bawahnya, dan Polsek Tebet. Sementara, polda, polres dan polsek lain bakal segera mengaktifkan gerai tersebut. Selain itu, gerai Vaksin Presisi juga berlaku untuk seluruh elemen masyarakat tanpa syarat domisili. Dengan kata lain, warga yang beralamat dimana pun dengan KTP berbeda wilayah dipersilakan datang ke kantor polisi terdekat.”Masyarakat silakan datang yang belum vaksin cukup bawa KTP saja. KTP se-Indonesia,” ujarnya.
Mantan Kabareskrim Polri ini mengatakan gerai “Vaksi Presisi” didirikan sebagai upaya mempertahankan kemampuan vaksinasi satu hari sejuta demi terwujud-nya kekebalan kelompok (“herd immunity”), sebagaimana ditargetkan oleh pemerintah yakni 75 hingga 80 persen dari total seluruh penduduk Indonesia di vaksin. Polri telah mewujudkan program sehari satu juta vaksin pada 26 Juni 2021 lalu. Kegiatan Vaksinasi Polri sesuai dengan tema Hari Bhayangkara ke-75, yakni, ‘Transformasi Polri Yang Presisi Mendukung Percepatan Penanganan COVID-19 Untuk Masyarakat Sehat dan Pemulihan Ekonomi Nasional Menuju Indonesia Maju’. “Gerai Vaksin Presisi ini, sebagai upaya Polri dalam pertahankan kemampuan vaksinasi satu juta per hari,” ucap Kapolri.Total jumlah vaksin yang telah disuntikkan dalam kegiatan Serbuan Vaksinasi Nasional yang digelar Polri pada Sabtu (26/6) lalu, yakni 1.285.460 orang. Kapolri menyatakan sebagai bentuk transparansi kepada masyarakat, Polri menyiapkan Dashboard Highlight terkait dengan vaksinasi tersebut yang dapat diakses di https://serbuanvaksinasi.polri.go.id/highlight. Sebanyak 1.285.460 terpantau sudah di vaksin. Publik dapat melihat secara real time total masyarakat yang sudah divaksin. Serta, provinsi mana yang terendah dan tertinggi jumlah yang telah di vaksin.
Prediksi Kekebalan Komunal
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memprediksi kekebalan komunal masyarakat atau herd immunity dapat terbentuk para rentang waktu Agustus hingga September 2021. Keyakinan akan terbentuknya herd immunity tersebut disampaikan Kapolri saat meninjau kegiatan vaksinasi massal yang diselenggarakan Polri berkerja sama dengan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) di SMA Negeri 38 Jakarta dan PB Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) di Universitas Indraprasta di Jakarta.
“Dengan adanya peran pemuda dan mahasiswa menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemik COVID-19 ini, sehingga target akhir tahun paling tidak menjelang Agustus hingga September, herd immunity segera terwujud,” kata Kapolri melalui keterangan tertulis-nya. Di hadapan mahasiswa peserta vaksinasi COVID-19, Kapolri menyampaikan bahwa dengan terbentuknya kekebalan komunal masyarakat sebagaimana telah ditargetkan oleh pemerintah, maka pemulihan ekonomi akan berjalan dengan baik. Sebagaimana diketahui, pandemik COVID-19 telah merusak sendi-sendi kehidupan, berdampak pada sosial, kesehatan dan ekonomi masyarakat.”Dengan terbentuknya herd immunity, masyarakat diharapkan bisa kembali melaksanakan aktivitas-nya sehingga pemulihan ekonomi bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Mantan Kabareskrim Polri ini menilai, rasa optimistis terbentuknya herd immunity dalam waktu dekat ini terlihat dari antusiasme yang tinggi para peserta vaksinasi yang diselenggarakan oleh PB HMI dan PB SAMMI.Vaksinasi tersebut ditujukan untuk pelajar atau anak dengan rentang usia 12 tahun ke atas.”Hari ini dilaksanakan kegiatan vaksinasi untuk anak-anak usia 12 tahun ke atas dari mulai SMP, SMU, dan juga anak-anak SD yang sudah bisa divaksin. Tentunya kami melihat anak-anak pun antusias untuk divaksin ini merupakan kabar baik untuk kita semua,” ucap Sigit. Jenderal bintang empat itu berharap, kolaborasi vaksinasi massal ini bisa berlanjut ke seluruh wilayah di Indonesia. Mengingat, kunci penanganan pandemik COVID-19 berada pada sinergitas, kerja sama dan saling bergandengan tangan antar-kelompok. “Upaya akselerasi vaksin dalam rangka membentuk herd immunity yang tentunya kami tunggu-tunggu sehingga kemudian kehidupan masyarakat bisa kembali pelan-pelan pulih normal. Tentunya kita harapkan ini semua bisa segera tercapai,” ujarnya.
Petugas vaksinator yang dilibatkan dalam kegiatan ini sejumlah 13 orang vaksinator yang terdiri dari lima vaksinator Polri dan delapan vaksinator dari HMI. Dalam kegiatan ini, panitia juga menyajikan hastag atau tanda pagar #remajaambilperan, dengan tujuan menyukseskan vaksinasi massal remaja. Sementara vaksinasi massal PB SEMMI yang diselenggarakan di Universitas Indraprasta juga menargetkan seribu orang per hari yang disuntik vaksin. Petugas vaksinator yang dilibatkan dalam kegiatan itu sejumlah 15 orang vaksinator dari Biddokkes Polda Metro Jaya. Demi menciptakan data akuntabel, Polri juga menggandeng Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI untuk pemantauan jumlah vaksinasi COVID-19. Hingga saat ini dalam penghitungan lembaga itu setidaknya sudah 1.285.353 orang disuntik vaksin. Tak hanya itu, Polri juga melibatkan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC- PEN) dalam penghitungan vaksinasi.
Kapolri menegaskan untuk terus mempertahankan tren satu juta vaksin sehari, telah disiapkan sejumlah strategi. Diantaranya adalah, setiap provinsi menyiapkan minimal tiga sentra vaksinasi di Provinsi, Bidokkes, RS Bhayangkara dan Mapolda. Untuk provinsi percepatan lima sentra vaksin. “Setiap Polres menyiapkan minimal dua sentra vaksinasi, Polres di pulau Jawa, Polresta-Polrestabes minimal tiga sentra vaksin,” ujar mantan Kapolda Banten itu. Kemudian perlu adanya pengamanan dan percepatan distribusi vaksin dari biofarma ke kabupaten/kota untuk kegiatan vaksinasi. Selanjutnya, mobilisasi masyarakat atau peserta oleh Ditbinmas dan Bhabinkamtibmas Polsek dan Polres. Mengantisipasi hoaks atas KIPI atau kehalalan vaksin, terutama Astrazeneca. “Membentuk 12 rayonisasi vaksinator yang disiapkan Polri sebagai tenaga vaksinator tambahan dalam rangka pendampingan kegiatan vaksinasi nasional sebanyak 1.600 personel,” jelasnya.
Selain itu, Kapolri menyatakan akan menyiapkan Tim Revaco atau Resimen Vaksinator COVID-19 untuk mengisi kegiatan vaksin di sentra yang kekurangan vaksinator seperti Kepulauan Riau, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dalam proses vaksinasi, Sigit bakal meminta jajaran untuk melakukan pemantauan kepada masyarakat agar tetap disiplin protokol kesehatan (prokes) 5M. Menurut Sigit, semua upaya yang dilakukan oleh Polri adalah berdasarkan asas Salus Populi Supreme Lex Esto atau keselamatan rakyat sebagai hukum tertinggi.
Target Harian Pemerintah
Selanjutnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah menargetkan vaksinasi harian sebanyak satu juta dosis. Program ini melibatkan 400 ribu personel TNI dan Polri yang mulai diterapkan pada awal Juli 2021.
“Pemerintah akan meningkatkan awal Juli menjadi 1 juta dosis per hari dengan melibatkan TNI/Polri sebanyak 400 ribu personel,” katanya dalam keterangan tertulis KPCPEN, Rabu (7/7/2021). Sementara itu, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Adik Wibowo, menyambut baik kedatangan vaksin COVID-19 tersebut. Dia mengungkapkan, prinsip dari pelaksanaan vaksinasi adalah menimbulkan kekebalan di tubuh masyarakat dan untuk mencapai herd immunity total yang harus divaksin mencapai 75 sampai 80 persen populasi di Indonesia. “Semakin cepat vaksin yang pemerintah terima, maka pelaksanaan vaksinasi dapat dipercepat. Dan insyaallah penularan COVID-19 dapat semakin melandai,” ujarnya.
Lebih lanjut, Adik mengatakan saat ini semua negara masih mempelajari setiap varian virus COVID-19 yang terus bermutasi, termasuk varian Delta dari India. Sehingga, kata dia, vaksin yang dimiliki oleh setiap negara belum tentu mengurangi dampak gejala yang ditimbulkan oleh masing-masing varian. “Walaupun sekarang ada varian-varian baru COVID-19 yang belum tentu bisa ditolak dengan vaksinasi yang ada. Namun, vaksinasi massal yang tersedia ini harus terus digencarkan, seiring kita ikuti perkembangan yang ada. Pemerintah pasti sudah mempertimbangkan kemungkinan yang ada sehingga mengambil menerapkan kebijakannya,” terangnya. Menurut Adik, Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang telah diketatkan pemerintah dan diikuti dengan sanksi disiplin protokol kesehatan juga dapat menjaga laju penyebaran COVID-19. “Pemerintah telah mempertimbangkan keputusan ini dengan baik, tentu kita harus mendukung dan menaati keputusan yang ada. Dengan diterapkannya PPKM diharapkan laju penularannya dapat menurun, diikuti dengan angka kematian, dan peningkatan jumlah masyarakat yang sembuh,” katanya.
Apresiasi Vaksinasi Polri
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengapresiasi Polri menjalankan program vaksinasi COVID-19 massal serentak dengan target 1 juta orang per-hari. Menurut dia, program tersebut menunjukkan keseriusan Polri dalam upaya membantu pemerintah mengakhiri pandemi COVID-19 yang telah mengakibatkan efek negatif di berbagai sektor. “Kemampuan memvaksinasi 1 juta orang dalam sehari ini merupakan prestasi yang luar biasa yang dicapai oleh Kapolri. Ini menunjukkan seluruh prajurit Polri betul-betul bekerja keras dalam percepatan penanganan COVID-19 dan mereka mengambil peran yang sangat krusial dalam penanganan pandemi,” kata Sahroni dalam keterangannya di Jakarta. Program itu mulai dilaksanakan pada Sabtu (26/6/2021) di seluruh Kapolda di Indonesia, dan melalui pantauan dashboard vaksinasi COVID-19 presisi, diketahui bahwa hingga Sabtu (26/6) malam, jumlah vaksinasi yang telah diberikan adalah 1.285.460 dosis. Sahroni juga mengapresiasi pemanfaatan teknologi dashboard dalam proses vaksinasi massal tersebut sehingga masyarakat bisa memonitor secara langsung pengembangan program vaksinasi di masing-masing Kapolda secara “real time”.
“Masing-masing Polda juga memiliki ‘dashboard’ yang bisa kita pantau secara ‘real time’, jadi kita tahu sudah berapa vaksin yang disalurkan ke masyarakat,” ujarnya. Selain itu menurut dia, melalui “dashboard” tersebut, masyarakat juga bisa memantau provinsi mana yang memiliki persentase vaksinasi terendah dan tertinggi. Hal itu menurut Sahroni sesuai dengan tema HUT Bhayangkara tahun ini yaitu transformasi Polri yang presisi. Sedangkan Presiden Jokowi memasang target 1 juta dosis vaksinasi pada Juli dan tembus 2 juta dosis pada Agustus 2021. Pernyataan itu disampaikan Presiden saat memantau pelaksanaan vaksinasi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (30/6/2021).
“Bulan Juli ini 1 juta per hari. Agustus 2 juta per hari,” katanya melalui kanal YouTube Setpres. Presiden Jokowi meminta semua pemerintah daerah harus memberikan dukungan dengan jumlah vaksinasi sebanyak-banyaknya. Upaya ini diperlukan untuk mencapai target pemerintah. “Sehingga target itu bisa kita lampauai karena kita harus mengejar angka-qngka yang sudah kita kalkukasi,” terangnya. Selain itu, Presiden Kokowi juga meminta aparat TNI – Polri terus bekerja sama untuk membantu pelaksanaan vaksinasi di daerah. “Kerja sama terus dengan Kodim dengan Polres sehingga kecepatan vaksinasi sesuai target yang telah kita berikan,” ujarnya. (EKS/berbagai sumber).