Inanegeriku – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengatakan syarat utama Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bisa berperan sentral di kancah global adalah keamanan yang stabil di Asia Tenggara.
“Ada dua isu stabilitas kawasan yang penting, yakni masalah krisis politik di Myanmar serta Laut China Selatan. Tantangan itu di satu sisi menunjukkan suatu pekerjaan rumah sehingga harus dicari terobosan dan Indonesia sebagai Ketua ASEAN berperan sentral,” kata Andi dalam siaran pers diskusi ‘Potret ASEAN Terkini di Kancah Global’ di Jakarta, Senin (6/2/2023).
Menurut Andi, sebagai pemimpin ASEAN, Indonesia bisa mendorong penyelesaian dua persoalan itu karena banyak kanal diplomasi di ASEAN yang mendorong kerja sama ketimbang menciptakan konflik.
“Persoalan Myanmar misalnya, akan berpatokan pada lima poin konsensus yang salah satunya mengedepankan dialog inklusif dengan semua pihak untuk mendorong adanya special envoy atau utusan khusus,” kata Andi.
Dirjen Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto Suryodipuro mengatakan krisis politik Myanmar memang menjadi pokok penting karena menyangkut stabilitas kawasan dan pembangunan komunitas kawasan.
“Indonesia sudah menyampaikan rencananyadan para menteri sepakat tentang rencana yang akan dilakukan oleh Indonesia dalam masalah Myanmar itu, sedangkan mengenai Laut China Selatan perlu intensif melakukan perundingan dengan China untuk mencapai suatu kemajuan dari sisi keamanan kawasan,” tuturnya.
ASEAN Dukung Upaya Indonesia dalam Segala Aspek
ASEAN sudah sepakat mendukung upaya Indonesia dalam melaksanakan konsensus penghentian kekerasan, penyaluran bantuan, upaya pendekatan dengan semua pihak, dandialog dalam proses politik yang inklusif.
Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar Hirawan sepakat stabilitas Asia Tenggara berperan penting dalammemajukan pertumbuhan dan kesejahteraankawasan ini.
“Di mana-mana stabilitas ekonomi akan dipengaruhi oleh politik dan keamanan. Saya rasa memang stabilitas di kawasan patut dijaga dalam hal ini Myanmar. Kalau bicara masalah negara anggota ASEAN berarti semua harus dilihat. ASEAN memang didirikan sebagai forum untuk mengajak semua tumbuh bersama, tapi kalau ada satu yang punya isu stabilitas itu jadi tantangan tersendiri,” kata Fajar.
Sidharto menyebut ada sejumlah isu sensitif dalam bidang ekonomi, sedangkan ketahanan pangan bisa dicapai dengan meningkatkan kerja sama.
Jika terjadi krisis, anggota-anggota ASEAN bisa saling membantu dengan jumlah yang lebih besar.
“Selain itu, ada isu sensitif lain seperti transisi energi, kesehatan, keuangan di mana kita sudah punya kesepakatan bingkai ekonomi digital dan mobil listrik,” ujar Sidharto.
Khusus mobil listrik, karena pasarnya kawasan, Indonesia mendorong terciptanya ekosistem kawasan yang memiliki aturan serupa sehingga semua produsen memiliki outlook secara kawasan.
“Di bidang ini kita punya daya saing sebagai salah satu motor pertumbuhan,” tambah Sidharto.
Baca Juga: Satgas Waspada Investasi Temukan 10 Entitas Lakukan Penawaran Investasi Ilegal