Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2020 terkontraksi hingga -2 persen.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan, angka pertumbuhan ekonomi tersebut menunjukkan perbaikan dari kuartal II dan kuartal III meskipun masih minus.
“Kami harapkan kuartal IV tidak terlalu jelek, konsensus yaitu minus sekitar 1 sampai 2 persen,” ujar Wimboh dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2020 secara virtual, Jumat (15/1/2021).
Pada kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi RI terkontraksi -5,32 persen. Angkanya membaik di kuartal III 2020 meskipun masih minus -3,49 persen.
Sementara pada 2021, Wimboh memproyeksi ekonomi domestik bakal tumbuh 5 persen. Pertumbuhan dan tak lepas dari pemulihan ekonomi yang semakin terlihat, di samping vaksin Covid-19 yang sudah mulai didistribusikan per Rabu (13/1/2021) lalu.
Kemudian, kredit perbankan diperkirakan tumbuh pada kisaran 7,5 persen yoy sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB). Dana Pihak Ketiga diperkirakan akan tumbuh solid di rentang 11 persen yoy.
Sementara itu, penghimpunan dana di pasar modal tahun 2021 diperkirakan akan meningkat kembali sebagaimana sebelum pandemi yakni dikisaran Rp 150 triliun hingga Rp 180 triliun yang didukung akan maraknya penerbitan surat utang sebagai implikasi dari likuiditas global yang masih memadai dan berlanjutnya tren suku bunga rendah.
Sejalan dengan kredit perbankan, piutang industri perusahaan pembiayaan diperkirakan juga akan menunjukkan pertumbuhan positif di tahun 2021 seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat yang kembali pulih di kisaran 4 persen (yoy).