Inanegeriku – Akademisi bidang kemaritiman dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Laode Muhammad Fathun mengatakan nilai ekonomi maritim Indonesia mencapai Rp7.000 triliun.
“Jadi saya hitung dan analisis, potensi bidang maritim kita bisa mencapai angka kira-kira Rp7.000 triliun secara ekonomis. Namun sayang hal ini belum diwujudkan secara maksimal oleh pemerintah,” ujar Laode dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Hal itu disampaikannya dalam agenda ‘Rilis Survei Opini Publik pada Kebijakan Maritim Nasional’ yang diselenggarakan Indodata dan International Sea Port Exhibition and Conference (ISPEC).
Apa yang Harus Dilakukan Pemerintah?
Dengan potensi sebesar itu, kata dia, mestinya pemerintah dapat fokus kembali pada bidang maritim. Apalagi Presiden Joko Widodo di periode pertamanya juga membawa narasi di kampanye untuk jadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Sayangnya narasi ini justru kehilangan fokus di periode kedua.
Alasan ini, kata dia, bisa terjadi karena dinamika politik serta adanya pandemi COVID-19. Hal tersebut membuat pemerintah menurun dalam mengawal kebijakan maritim. Tentu ini sangat disayangkan karena jika konsisten akan membawa efek besar bagi ekonomi Indonesia.
Laode pun menyarankan beberapa langkah taktis bagi pemerintah untuk meningkatkan sektor maritim. Utamanya menyangkut biaya, SDM, serta infrastruktur.
“Pemerintah dapat mulai alokasikan dana serta SDM bagi pengembangan maritim Indonesia. Selain itu, juga mesti siapkan SDM yang berkapasitas untuk memegang sektor tersebut. Juga mesti mulai petakan sektor maritim mana yang punya potensi besar untuk digarap,” jelas Laode.
Dia pun juga berharap agar penggunaan teknologi di sektor maritim semakin ditingkatkan. Laode mengambil contoh salah satunya di sektor perikanan, Inggris membekali nelayan mereka dengan teknologi canggih.
“Ini saya harap dapat juga ditiru oleh Indonesia agar efek ekonomi bisa meningkat signifikan bagi nelayan kita,” imbuh dia.
Baca juga: Pembangunan Maritim Menuju Indonesia 2045