Inanegeriku – Penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia telah sukses dilaksanakan meski di tengah krisis multidimensi dan pemulihan ekonomi dunia yang tidak merata akibat pandemi Covid-19 serta kondisi geopolitik yang menyebabkan kerawanan khususnya pada sektor energi, pangan, dan keuangan.
Saat ini, Presidensi G20 Indonesia telah melakukan handover kepada Presidensi G20 India pada KTT G20 Bali 16 Desember 2022 lalu. Perhelatan Presidensi G20 India tahun 2023 sendiri telah resmi dimulai sejak 1 Desember 2022.
Menghargai suksesnya peyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia tersebut, Menteri koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengundang seluruh pengampu working group pada Sherpa Track dan Finance Track, engagement group, kontributor, dan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022, untuk menghadiri acara Apresiasi Sukses Presidensi G20 Indonesia 2022 di Jakarta, Selasa (20/12).
Kesuksesan pelaksanaan 437 acara G20 di 24 kota di seluruh Indonesia dan ratusan pertemuan bilateral merupakan hasil jerih payah para pengampu di Kementerian/Lembaga dan seluruh pihak yang terlibat.
Menko Airlangga menyampaikan Indonesia patut berbangga dengan kinerja luar biasa dari seluruh unsur yang menyiapkan perhelatan G20 pada tingkat working groups baik di Sherpa Track maupun Finance Track, engagement groups, dan penyelenggara logistik acara.
Dengan upaya luar biasa dalam keterlibatan seluruh pihak tersebut, dari awal persiapan sampai dengan KTT, Presidensi G20 Indonesia mampu mencapai hasil yang optimal. Acara Apresiasi Sukses Presidensi G20 Indonesia merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan dari Menko Airlanggga selaku Ketua I Bidang Sherpa Track kepada seluruh pihak yang telah menyukseskan penyelenggaran G20 di Indonesia.
Dalam sambutannya, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Deklarasi Bali sangat bermanfaat untuk pemulihan kondisi ekonomi global dan mengakselerasi perkembangan menuju pembanguan yang berkelanjutan.
Deklarasi tersebut telah menyepakati sejumlah komitmen strategis dan concrete deliverables.
Concrete deliverables merupakan kumpulan proyek, program, atau inisiatif dari negara-negara G20 yang berkaitan dengan pilar-pilar Presidensi Indonesia. Terdapat 226 proyek/program/inisiatif bersifat multilateral dan 140 proyek matang bersifat bilateral dengan nilai total USD71,5 miliar.
Selain itu, KTT G20 Bali juga berhasil menyepakati sejumlah komitmen investasi dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Korea Selatan, dan Turkiye.
”Berbagai komitmen investasi tersebut, perlu segera ditindaklanjuti dan dimonitor. Selaku Troika G20 tahun 2023 bersama dengan India, Indonesia perlu memastikan implementasi dari berbagai komitmen tersebut.
Dan tentu sebagai Troika, Indonesia akan menjaga keberlanjutan hasil pembahasan berbagai isu strategis yang berhasil disepakati di Bali,” tutur Menko Airlangga.
Sebagai Presidensi G20, Indonesia terbukti dapat memimpin negara-negara G20 menjawab tantangan global, menghasilkan terobosan kerja sama bagi masyarakat dunia, dan memastikan keutuhan G20.
Keberhasilan Presidensi G20 menunjukkan bahwa Indonesia mampu menavigasi diplomasi luar negeri yang tidak hanya menguntungkan bagi kepentingan global namun juga bermanfaat bagi kepentingan domestik.
Turut hadir pada acara ini, Menteri dan Kepala Badan/Lembaga yang tergabung dalam Panitia Nasional Penyelenggara Presidensi G20 Indonesia, Menteri pengampu working group dan engagement group, chairs working group dan engagement group, Direksi BUMN dan Badan Usaha yang telah mendukung penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia, kontributor, dan sejumlah pemimpin redaksi media nasional.
Baca Juga: Persoalan Pekerja Migran Indonesia Perlu Ketegasan Pemerintah