Inanegeriku – Yugi Prayanto (Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan) mengatakan, potensi nilai ekonomi dari 11 sektor maritim Indonesia mencapai US$ 1,5 triliun per tahun atau 1,5 kali produk domestik bruto (PDB), dengan potensi lapangan kerja sekitar 45 juta orang atau 35% dari total angkatan kerja.
“Namun, potensi ekonomi maritim hingga saat ini baru dimanfaatkan sekitar 25%,” kata Yugi saat menyampaikan kata pengantar dalam Webinar “Revitalisasi Kebijakan Ekonomi Maritim dalam Mendukung Kualitas Pemulihan Ekonomi” yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) dan Kadin Indonesia.
Potensi Ekonomi Maritim Indonesia
Wakil Ketua Bidang II PP ISEI ini menjelaskan, ekonomi maritim adalah semua aktivitas yang berlangsung di wilayah pesisir dan lautan. Ekonomi maritim Indonesia meliputi 11 sektor yaitu perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan perikanan dan hasil laut, industri bioteknologi kelautan, ESDM, pariwisata bahari, perhubungan laut, kehutanan, sumber daya wilayah pulau pulau kecil, industri dan jasa maritim, dan SDA non konvensional.
Sementara itu, menurut dia, tuntutan dunia internasional terhadap mutu dan keamanan produk perikanan juga dibutuhkan dan Indonesia juga harus terus berkembang. Kondisi ini menyebabkan Indonesia harus terus berupaya agar mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh negara pengimpor khususnya dari negara Uni Eropa, USA dan Jepang.
Baca Juga: Mengenal Ekonomi Maritim Indonesia
Potensi lain yang bisa dimanfaatkan adalah permintaan tinggi terhadap produk perikanan dari dalam dan luar negeri, luasnya lahan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya perikanan darat dan tambak udang serta tambak garam. Selain itu, area laut luas yang belum optimal dimanfaatkan untuk penangkapan ikan dan mempunyai SDA yang banyak dari kategori produktif.
Menurut dia, wilayah Indonesia yang 70% merupakan laut namun kontribusi sektor kelautan terhadap produk domestik bruto (PDB) masih di bawah 30%.
Karena itu, Yugi menyebutkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan, antara lain optimalisasi sektor perikanan tangkap dan perikanan budidaya, serta meningkatkan fasilitas permodalan untuk pelaku industri perikanan.
Selanjutnya, membangun sistem logistik ikan nasional, menyediakan atau membangun cold storage, branding awareness produk perikanan untuk pasar domestik dan ekspor, fokus pada komoditas unggulan untuk ekspor, penyediaan lahan budidaya dan tambak, memberikan pelatihan kepada tenaga kerja agar lebih terampil, dan penyelarasan dan harmonisasi aturan antara lembaga.
Berbagai Indikator
Dia juga memaparkan, potensi laut Indonesia bisa dilihat dari berbagai macam indikator, mulai dari sisi energi yaitu pasang surut air laut NTB mencapai 5 meter yang berpotensi menjadi energi. Kemudian, panas laut berpotensi mencapai 240 ribu megawatt, rata-rata kecepatan angin 3 meter/detik yang dapat menghasilkan 100 KW.
Potensi perikanan tangkap mencapai 12,5 juta ton/tahun, lahan budidaya mencapai 17,91 juta hektare, dan biodata laut untuk obat mencapai 35.000 spesies. Sedangkan dari sisi pertambangan, potensi migas mencapai 222,85 miliar barel, pasir laut mencapai Rp 4.136,77 miliar/tahun. Lalu, dari sisi jasa kelautan terdapat Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) mencapai 700-800 titik BMKT.
Dari sisi pariwisata, terumbu karang terdapat 6 lokasi dari 10 lokasi ekosistem terbaik di dunia, garis pantai mencapai 95.181 kilometer, dan Dive Sites terdapat coral triangle terbesar 235 titik di 11 lokasi. Industri perkapalan bisa membangun 126 unit kapal/586.000 GT dengan nilai kontrak Rp 10 triliun ditambah kebutuhan transportasi antarpulau yang besar.
Baca Juga: Indonesia Bisa Sejahtera dari Sektor Ekonomi Maritim
Sumber: investor.id | Editor: Hegi