Akademisi sekaligus Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta Mukhaer Pakkanna menyoroti keuntungan yang didapat oleh Indonesia sebagai tuan rumah KTT ASEAN.
“Usai sukses pada perhelatan akbar G-20 pada 2022 lalu di Bali, saya melihat pemerintah ingin menjual eksotisme kawasan destinasi wisata yang lain. Kali ini, Labuan Bajo yang diklaim sebagai salah satu destinasi super prioritas menjadi sasaran tuan rumah KTT ASEAN pada Mei 2023. Apalagi kawasan ini tidak terlalu jauh dari Bali,” kata Mukhaer.Selain di dunia pariwisata, Mukhaer juga menambahkan akan ada sisi perekonomian dan PDB Nasional serta daerah yang juga mengalami peningkatan.
“Akan meningkatkan PDB Nasional dan PDRB daerah/Provinsi, saya kira juga peningkatan taraf ekonomi usaha mikro, kecil dan menengah yang berada dalam ekosistem lokasi destinasi pariwisata itu. Bercermin pada kesuksesan Bali sebagai lokasi pertemuan G-20, sektor ekonomi jasa dan produk UKM meningkat signifikan saat sebelum dan sesudah event tersebut,” ujarnya.
Mukhaer juga menyampaikan harapannya terhadap penyelenggaraan KTT ASEAN 2023 yang berdampak pada dunia pendidikan.
“Selain mempromosikan berbagai destinasi wisata, tapi unsur-unsur lain terutama di bidang akademik juga banyak hal yang bisa kita lakukan. Kolaborasi riset, pengembangan dan peningkatan kapasitas masyarakat lokal dengan berbagai spektrum kajian,” ujar Mukhaer
Sebelumnya, Sekretaris Eksekutif Pusat Studi ASEAN Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Shofwan Al Banna Choiruzzad, menilai jika KTT ASEAN menjadi momen tepat untuk merealisasikan berbagai kesepakatan dalam Forum G20. “Misalnya soal kerja sama transisi energi,” ujarnya
Shofwan menambahkan bahwa Indonesia memiliki modal leverage yang bagus karena berhasil menyelenggarakan KTT G20 tahun lalu.
Sebagai informasi, KTT ASEAN 2023 diselenggarakan di Indonesia, tepatnya di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) di bulan Mei 2023.
Masyarakat Indonesia, khususnya warga Labuan Bajo, mendukung penuh KTT ASEAN 2023 karena akan sangat menguntungkan, dari segi ekonomi maupun pariwisata.
Baca Juga: Pemprov Bakal Nonaktifkan NIK Warga DKI yang Tak Lagi Tinggal di Jakarta
