Inanegeriku.com – Sejarah Hari Pramuka Indonesia 14 Agustus berawal dari peresmian Gerakan Pramuka oleh Presiden Soekarno di Istana Negara pada 1961.
Pada momen tersebut, Presiden Soekarno menyerahkan Panji Gerakan Pramuka kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Setelah itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX juga dipilih menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka untuk periode pertama.
Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Momen tersebut juga dikenal sebagai Hari Permulaan Tahun Kerja.
Namun sebelum sampai pada peristiwa penting itu, Indonesia memiliki sejarah yang panjang tentang gerakan kepanduan tersebut. Berikut rangkaian sejarahnya seperti dikutip dari situs resmi Pramuka.
Gerakan Kepanduan dari Belanda
Ilustrasi. Sejarah Hari Pramuka Indonesia 14 Agustus (Arsip Kemenpora via Detikcom)
|
Gerakan kepanduan muncul di Indonesia sejak masa penjajahan Belanda, tepatnya pada 1912. Kala itu, Belanda memiliki gerakan kepanduan yang bernama Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO).
Pada 1914, gerakan kepanduan tersebut akhirnya terpisah dari NPO dan berdiri sendiri dengan nama Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) alias Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda.
Saat itu, gerakan kepanduan tersebut berisi orang-orang keturunan Belanda saja sehingga tak ada masyarakat Indonesia yang ikut dalam gerakan tersebut.
Terbentuknya Gerakan Kepanduan Bumiputera
Perkembangan gerakan kepanduan asal Belanda memicu terbentuknya gerakan kepanduan yang berisi bumiputera, yaitu Javaansche Padvinders Organisatie.
Gerakan kepanduan bumiputera ini diinisiasi oleh Pemimpin Keraton Solo Mangkunegara VII. Setelah itu, muncul berbagai organisasi kepanduan di Tanah Air yang berbasis agama, suku, dan lainnya sebagai berikut.
- Padvinder Muhammadiyah (Hizbul Wathan)
- Nationale Padvinderij
- Syarikat Islam Afdeling Pandu
- Kepanduan Bangsa Indonesia
- Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie
- Pandu Indonesia
- Padvinders Organisatie Pasundan
- Pandu Kesultanan
- El-Hilaal
- Pandu Ansor
- Al Wathoni
- Tri Darma Kristen
- Kepanduan Asas Katolik Indonesia
- Kepanduan Masehi Indonesia
Indonesia Ikut Jambore Kepanduan Dunia
Berbagai gerakan kepanduan yang muncul membuat bidang kepanduan berkembang pesat di Indonesia. Bahkan, sampai menarik perhatian dari Bapak Pandu Dunia Lord Baden-Powell.
Kala itu, Powell sempat mengunjungi beberapa organisasi kepanduan di Batavia, Semarang, dan Surabaya pada 1934.
Bahkan, perwakilan gerakan kepanduan Indonesia sempat mengikuti Jambore Kepanduan Dunia di Belanda pada 1937.
Kemudian, Indonesia juga mendirikan Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem (All Indonesia Jambore) di Yogyakarta pada 19-23 Juli 1941.
Lahirnya Pandu Rakyat Indonesia
Keikutsertaan Indonesia dalam Jambore Kepanduan Dunia dan pendirian Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem menjadi cikal bakal terlaksananya Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Surakarta, Jawa Tengah pada 29 Desember 1945.
Hasilnya, terbentuklah Pandu Rakyat Indonesia. Namun, Pandu Rakyat Indonesia sempat dilarang berdiri di daerah yang dikuasai Belanda pada masa Agresmi Militer 1948.
Hal ini membuat masyarakat mendirikan beberapa organisasi kepanduan baru seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Totalnya, ada sekitar 100 organisasi kepanduan pada masa itu dan semuanya tergabung dalam wadah besar bernama Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo).
Sayangnya, jumlah organisasi ini tidak sebanding dengan jumlah anggota perkumpulannya dan masih terpecah-pecah.
Sejarah Hari Pramuka Indonesia
Sejarah Hari Pramuka Indonesia 14 Agustus berlanjut pada munculnya gagasan untuk membentuk wadah kepanduan nasional bernama Pramuka.
Gagasan itu muncul dari Presiden Soekarno dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang merupakan Pandu Agung. Mereka ingin ada peleburan berbagai organisasi kepanduan di Indonesia.
Soekarno mengungkapkan gagasan itu ketika mengunjungi Perkemahan Besar Persatuan Kepanduan Putri Indonesia di Desa Semanggi, Ciputat, Tangerang pada Oktober 1959.
Setelah itu, Presiden Soekarno menunjuk Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prijono, Azis Saleh, Achmadi, dan Muljadi Djojo Martono untuk menjadi panitia Gerakan Pramuka dalam rangka mempersiapkan organisasi tersebut.
Selanjutnya, Pramuka sebagai wadah gerakan kepanduan di Indonesia diresmikan pada 9 Maret 1961. Momen penting ini kini diperingati sebagai Hari Tunas Gerakan Pramuka.
Kemudian, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka pada 20 Mei 1961. Momen tersebut dikenal sebagai Hari Permulaan Tahun Kerja.
Pada 20 Juli 1961, para wakil organisasi kepanduan di Indonesia mengeluarkan pernyataan untuk meleburkan diri ke Gerakan Pramuka di Istana Olahraga Senayan.
Barulah pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka diperkenalkan ke publik secara resmi dalam upacara di halaman Istana Negara.
Pada momen tersebut, Presiden Soekarno sekaligus menyerahkan Panji Gerakan Pramuka kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka periode pertama.
Maka dari itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Sejak saat itu pula, 14 Agustus diperingati sebagai Hari Pramuka Indonesia dan dirayakan setiap tahunnya.
Itulah sejarah Hari Pramuka Indonesia 14 Agustus. Semoga bermanfaat dan Salam Pramuka!
Baca Juga: Kisaran Gaji dan Bonus Anggota Paskibraka, Apalagi Apresiasi Lainnya?
Dapatkan informasi terupdate berita populer harian dari inanegeriku.com. Untuk kerjasama lainnya bisa hubungi ke media sosial kami lainnya.