Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu mengukir lebih dari satu rekor setelah merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo Senin (2/8) siang WIB.
Hasil ini sebabkan Greysia/Apriyani mengukir tinta emas dalam karier mereka. Greysia/Apriyani menjadi ganda putri pertama yang menyumbang medali emas untuk Indonesia di Olimpiade.
Greysia/Apriyani kini sejajar dengan mereka yang udah lebih dulu menyumbang medali emas dari sektor lain pada cabang olahraga badminton. Mulai berasal dari Alan Budikusuma dan Susy Susanti di Olimpiade 1992, ganda putra Ricky Subagdja/Rexy Mainaky tahun 1996, ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir terhadap 2016.
Rekor lain juga diukir oleh Greysia bersama dengan medali emas yang direbutnya dengan Apriyani. Greysia merupakan peraih medali emas tertua dari cabor badminton Olimpiade.
Greysia merebut medali emas bersama dengan usia 33 tahun 356 hari. Ia mematahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh mantan pemain no satu dunia di sektor tunggal putri, Zhang Ning.
Zhang Ning menggapai medali emas Olimpiade terakhirnya di Olimpiade Beijing 2008. Ketika itu, Zhang Ning berusia 33 tahun 89 hari.
Greysia/Apriyani sendiri jadi hanya satu penyumbang medali emas bagi Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Sebelum Greysia/Apriyani menggapai emas, prestasi terbaik untuk Indonesia datang berasal dari cabang angkat besi sesudah Eko Yuli Irawan capai medali perak berasal dari nomer 61 kg putra.